INSOMNIA

Insomnia adalah gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya sulit tidur, atau tidak cukup tidur, meskipun terdapat cukup waktu untuk melakukannya. Gangguan tersebut menyebabkan kondisi penderita tidak prima untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.

Kualitas dan kuantitas tidur memengaruhi kualitas hidup, serta kesehatan seseorang secara keseluruhan. Tidur yang tidak cukup akan menimbulkan gangguan fisik dan mental. Pada umumnya, butuh 8 jam tidur dalam sehari untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit.

Terdapat dua tipe insomnia yaitu insomnia primer dan insomnia sekunder. Insomnia primer adalah insomnia yang tidak terkait dengan kondisi medis lain. Sedangkan insomnia sekunder adalah insomnia yang disebabkan oleh gangguan kesehatan lain, misalnya radang sendi, asma, depresi, kanker, atau refluks asam lambung (GERD). Insomnia sekunder juga dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obatan atau alkohol. 

Gejala

Gejala insomnia cukup beragam, dan dapat berlangsung dalam hitungan bulan bahkan tahun. Pada umumnya, penderita insomnia mengalami sulit tidur atau sering terbangun di malam hari, bangun terlalu dini di pagi hari, dan tidur yang terasa tidak nyenyak atau tidak cukup. Sejumlah gejala tersebut dapat memicu gejala lain, seperti mengantuk atau lelah di siang hari, mudah marah dan depresi, serta sulit fokus dalam beraktivitas.

Insomnia dapat berlangsung singkat (akut), atau terjadi dalam jangka panjang (kronis). Insomnia akut berlangsung satu malam hingga beberapa minggu. Sedangkan insomnia kronis terjadi sedikitnya 3 malam dalam sepekan, dan berlangsung dalam hitungan bulan.

Komplikasi

Kualitas dan kuantitas tidur yang cukup, sangat penting bagi kesehatan fisik serta mental. Oleh karena itu, kualitas hidup penderita insomnia umumnya menurun, disebabkan oleh kurangnya konsentrasi saat beraktivitas. Risiko kecelakaan juga meningkat, akibat kurang fokus dalam berkendara. Selain itu, insomnia juga dapat memengaruhi daya ingat dan gairah seks penderitanya.

Komplikasi lain yang dapat terjadi pada penderita insomnia antara lain:

  • Gangguan fisik – asma, berat badan berlebih, diabetes, kejang, penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
  • Gangguan mental – depresi, frustrasi, dan kecemasan.

Penyebab

Insomnia dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satu penyebab insomnia adalah hal yang memicu stress. Misalnya karena terlalu memikirkan pekerjaan, kondisi kesehatan, atau keuangan. Stres juga bisa disebabkan oleh peristiwa duka, seperti sakit atau kematian yang menimpa pasangan maupun keluarga dekat. 

Hal lain yang dapat menyebabkan insomnia meliputi:

  • Gangguan psikologi, antara lain:
    1. Gangguan kecemasan, seperti panik dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).
    2. Gangguan psikosis, misalnya skizofrenia.
    3. Gangguan suasana hati, seperti depresi atau gangguan bipolar.
  • Gangguan kesehatan, di antaranya:
    1. Gangguan hormon, misalnya hipertiroidisme.
    2. Gangguan jantung, seperti gagal jantung dan angina.
    3. Gangguan otot dan sendi, misalnya radang sendi (artritis).
    4. Gangguan pada organ kemih, seperti pembesaran prostat atau inkontinensia urine.
    5. Gangguan pencernaan, misalnya GERD
    6. Gangguan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis.
    7. Gangguan saraf, seperti penyakit Parkinson atau Alzheimer.
    8. Gangguan tidur, seperti restless leg syndromesleep apnea, dan narkolepsi.
    9. Diabetes.
    10. Kanker.
  • Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, menyalahgunakan NAPZA, dan mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan.
  • Obat-obatan, meliputi:
    1. Antidepresan, seperti fluoxetine dan
    2. Obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen.
    3. Obat asma, seperti salbutamolsalmeterol, dan teofilin.
    4. Obat anti kejang.
    5. Obat stimulan, misalnya methylphenidate untuk menangani gangguan hiperaktif (ADHD) atau modafinil untuk menangani narkolepsi.
    6. Obat tekanan darah tinggi, seperti penghambat beta.
  • Faktor lingkunganseperti suara bising, lampu yang terlalu terang, serta suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas, sehingga dapat mengganggu tidur.

Faktor Risiko

Walaupun tiap orang dapat mengalami insomnia, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Di antaranya adalah:

  • Berjenis kelamin wanita. Perubahan hormon selama menstruasi dan dalam masa menopause dapat mengganggu pola tidur. Selain itu, insomnia juga dapat terjadi pada masa kehamilan.
  • Usia di atas 60 tahun. Kondisi kesehatan dan pola tidur berubah seiring usia, dan meningkatkan risiko insomnia.
  • Kondisi medis. Risiko insomnia semakin besar pada seseorang dengan gangguan kesehatan, baik fisik maupun mental.
  • Perubahan jadwal aktivitas. Faktor ini dapat mengganggu pola tidur, misalnya karena pergantian jadwal dalam bekerja.
  • Stres. Stres ringan dapat menyebabkan insomnia sementara. Semakin berat dan lama stres yang dirasakan, risiko terjadinya insomnia kronis akan makin tinggi.

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis insomnia, akan terlebih dulu bertanya pada pasien mengenai:

  • Kondisi medis yang dialami.
  • Kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal.
  • Kondisi emosional dan psikologis.
  • Riwayat atau jadwal tidur pasien selama ini.

Informasi terkait sejumlah hal di atas dapat membantu menentukan penyebab yang mendasari insomnia. Pasien juga akan diminta mencatat waktu tidur dan bangun tidur selama beberapa minggu, agar dapat diketahui pola tidur pasien. Bila diperlukan, akan diambil sampel darah untuk memeriksa kemungkinan gangguan tidur akibat kondisi medis yang dialami.

Jika penyebab insomnia tidak diketahui, atau ada gejala gangguan tidur lain, seperti restless leg syndrome atau sleep apnea, akan disarankan pasien untuk melakukan tes polisomnografi. Dalam tes polisomnografi, akan ditempelkan elektroda pada ubun-ubun, pelipis, dan dada pasien. Mesin yang tersambung pada elektroda akan mencatat sejumlah aktivitas tubuh pasien saat tidur, di antaranya gelombang otak, detak jantung, dan tekanan darah.

Para ahli menentukan sejumlah kriteria untuk mendiagnosis insomnia. Di antaranya, penderita mengalami ketidakpuasan dalam tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Kondisi ini ditandai oleh satu atau lebih gejala berikut:

  • Kesulitan saat hendak tidur.
  • Sering terbangun di tengah tidur, atau sulit melanjutkan tidur setelah terbangun.
  • Bangun terlalu awal dan tidak bisa kembali tidur.

Kriteria lain untuk menentukan insomnia adalah:

  • Gangguan tidur menimbulkan gangguan dalam berbagai lingkup kehidupan penderita.
  • Minimal, penderita mengalami sulit tidur 3 malam dalam sepekan. Kondisi ini berlangsung sedikitnya selama 3 bulan.
  • Penderita tetap sulit tidur, meskipun cukup waktu untuk tidur.
  • Insomnia tidak terkait dengan gangguan tidur yang lain.
  • Gangguan tidur tidak disebabkan oleh efek fisiologis penggunaan NAPZA atau konsumsi obat-obatan.
  • Ketidakpuasan dalam tidur tidak terkait dengan gangguan mental atau kondisi medis yang sedang dialami.

Pengobatan

Langkah pertama untuk mengobati insomnia adalah mencari tahu dan mengatasi akar penyebabnya. Bila pasien tetap mengalami insomnia meski penyebabnya telah diatasi, akan disarankan pasien menjalani terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I). Pasien juga bisa diterapi dengan obat-obatan, atau kombinasi antara obat dan CBT-I.

CBT-I bertujuan membantu pasien insomnia mengubah pikiran dan perilaku negatif yang membuat pasien susah tidur. Terapi ini adalah pilihan utama untuk mengobati pasien insomnia, karena lebih efektif dibanding obat-obatan. Sejumlah metode dalam CBT-I antara lain:

  • Pembatasan waktu tidur. Pasien akan diminta menghindari tidur siang, agar waktu tidur di malam hari dapat meningkat secara bertahap.
  • Teknik relaksasi. Pasien akan diajari cara mengontrol napas, guna mengurangi kecemasan tidak bisa tidur.
  • Terapi kontrol stimulus. Pasien akan dilatih untuk hanya menggunakan kamar tidur untuk tidur atau berhubungan seks. Pasien juga dianjurkan meninggalkan kamar tidur bila tidak bisa tidur dalam 20 menit, dan hanya kembali bila sudah mengantuk.
  • Paradoxical intention. Terapi ini bertujuan mengurangi rasa cemas dan khawatir tidak bisa tidur, justru dengan cara tetap terbangun di tempat tidur dan tidak berharap untuk tertidur.
  • Fototerapi. Fototerapi bertujuan menormalkan jam tidur, pada pasien yang tidur terlalu cepat di malam hari, dan bangun terlalu dini di pagi hari. Dalam fototerapi, pasien akan disinari dengan sinar UV selama 30-40 menit setelah bangun tidur.

Metode lain untuk mengatasi insomnia adalah dengan obat tidur. Umumnya  tidak disarankan penggunaan obat tidur lebih dari beberapa minggu. Beberapa jenis obat yang umumnya diresepkan  untuk ditangani insomnia, antara lain zolpidem.

Perlu diketahui, obat tidur dapat menimbulkan efek samping pusing, serta bisa meningkatkan risiko pingsan. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu sebelum menggunakan obat tidur untuk insomnia.

Pencegahan

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah insomnia, di antaranya adalah dengan menjaga konsistensi waktu tidur dan bangun tidur setiap hari, termasuk di hari libur. Langkah pencegahan lainnya adalah:

  • Hindari banyak makan dan minum sebelum tidur.
  • Hindari atau batasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein.
  • Usahakan aktif di siang hari agar terhindar dari tidur siang.
  • Jangan merokok.
  • Jaga kenyamanan kamar tidur, dan usahakan hanya masuk ke dalamnya bila ingin tidur.
  • Periksa obat-obatan yang dikonsumsi, apakah kandungannya menyebabkan sulit tidur.

Silakan hubungi kami jika ada kesalahan pada teks atau link pada konten website kami, secepat mungkin kami akan memperbaikinya. Karena kritik dan saran anda sangat membantu untuk perkembangan website kami menjadi lebih baik lagi. Anda juga bisa mengirim permintaan bidang/kategori yang belum tersedia dan mengisi form pada menu Hubungi kami feedback tersebut akan kami tampung dahulu, permintaan terbanyak akan kami segera kami tindaklanjuti. Terima kasih sudah berkunjung di website kami analisis.id.

Catatan situs:

  • Mohon dukungannya dengan share dan web bookmark (kode: ctrl + d) website kami .
  • Jangan lupa untuk like halaman facebook kami fb.com/analisis.id.
  • Jika ada gambar, link, dan ataupun file rusak silakan kirim pesan pada kolom komentar, kami akan segera membalasnya.
  • Sekilas tentang kami.