LEVOFLOXACIN
Levofloxacin adalah obat golongan antibiotik quinolone yang memiliki fungsi untuk mengobati infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, sinusitis, infeksi kulit, jaringan lunak, dan infeksi prostat. Obat levofloxacin ini juga dapat digunakan untuk mengobati anthrax, serta mencegah penyakit pes (termasuk bentuk pneumonic dan septicemic). Cara kerja obat levofloxacin adalah bekerja dengan cara membunuh bakteri dan mencegahnya tumbuh kembali. Levofloxacin biasanya dapat digunakan jika antibiotik lainnya tidak dapat mengatasi infeksi yang ada atau tidak dapat diresepkan oleh dokter karena alasan tertentu. Karena levofloxacin merupakan antibiotik, maka obat ini tidak bisa digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu, pilek, atau infeksi virus lainnya.
Merek dagang: Armolev 500, Cravox / Cravox IV, Farlev / Farlev 750, Lecrav 500, Levocin eye drops, LQ-500 / LQ infus, Nislev / Nislev IV, Rinvox, Volequin, Voxin, Cravit / Cravit IV, Difloxin, Floxacap, Levocin, Lexa, Metilev, Prolecin / Prolecin infusion, Simlev, VoLox, Zidalev
Tentang Levofloxacin
Golongan | Antibiotik quinolone |
Kategori | Obat resep |
Manfaat | Mengobati infeksi akibat bakteri, seperti:
|
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Kategori kehamilan dan menyusui | Kategori C: Studi terhadap binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin, namun belum ada studi terkontrol terhadap wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. |
Bentuk obat | Tablet, obat tetes mata, dan suntik |
Peringatan:
- Harap berhati-hati bagi penderita diabetes, gangguan ginjal, gangguan mental, epilepsi atau kondisi lainnya yang menyebabkan kejang, gangguan jantung, myasthenia gravisatau kondisi yang menyebabkan otot menjadi lemas, masalah pada tendon atau tendonitis dan defisiensi glucose 6-phosphate dehydrogenase.
- Beri tahu pihak medis jika Anda sedang dalam pengobatan lain, khususnya obat steroid.
- Levofloxacin dapat mengganggu hingga menghentikan efek vaksinasi tifoid. Tanyakan pada dokter sebelum melakukan vaksinasi.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Levofloxacin
Dosis levofloxacin oral bagi orang dewasa umumnya adalah 500 mg per hari. Dosis biasanya akan disesuaikan dengan tingkt keparahan penyakit dan kondisi kesehatan pasien. Untuk jenis infeksi tertentu, seperti infeksi kandung kemih, dokter mungkin akan memberikan dosis sebesar 250 mg per hari. Levofloxacin diberikan selama 3-28 hari, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan infeksi. Terkadang pengobatan harus dilakukan hingga 60 hari jika diperlukan.
Bagi yang menggunakan levofloxacin dalam bentuk obat tetes mata, dosis yang biasa disarankan adalah 1 atau 2 tetes setiap 30 hingga 2 jam sekali selama 3 hari, dan akan disesuaikan setelah kondisi mulai pulih.
Dosis levofloxacin suntik akan disesuaikan dengan kondisi Anda, dan biasanya diberikan saat menjalani rawat inap di rumah sakit.
Dosis bagi anak-anak mungkin akan berbeda dari orang dewasa. Disarankan untuk menanyakan hal tersebut pada dokter sebelum memberikan obat ini pada mereka.
Menggunakan Levofloxacin dengan Benar
- Baca informasi yang tertera pada kemasan levofloxacin sebelum mulai menggunakannya. Obat ini dapat digunakan sebelum atau sesudah makan.
- Disarankan untuk mengonsumsi levofloxacin oral pada pagi hari jika Anda diresepkan dosis sekali minum. Jika Anda diresepkan dosis levofloxacin lebih dari satu kali sehari, pastikan ada jarak waktu yang cukup, misalnya 12 jam antara setiap dosis atau sesuai saran dokter. Usahakan untuk mengonsumsi levofloxacin pada jam yang sama setiap harinya untuk memaksimalkan efek.
- Jika kesulitan untuk menelan tablet levofloxacin, Anda bisa membelahnya menjadi dua. Namun jangan mengonsumsi obat ini dengan cara dikunyah atau dihancurkan.
- Bagi pasien yang lupa menggunakan levofloxacin, disarankan untuk segera melakukannya jika jeda dengan jadwal penggunaan berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
- Pastikan Anda menghabiskan seluruh dosis yang diresepkan oleh dokter. Hal ini penting untuk mencegah kembalinya infeksi yang berpotensi lebih buruk. Jika gejala tidak membaik setelah menghabiskan obat, segera temui dokter.
- Kulit mungkin akan terasa lebih sensitif saat terpapar sinar matahari setelah menggunakan levofloxacin. Gunakan tabir surya untuk melindungi kulit Anda jika ingin beraktivitas di luar rumah, khususnya pada jam 10 pagi hingga 3 sore.
- Jangan mengonsumsi obat-obatan gangguan pencernaan atau multivitamin yang mengandung seng (zinc) atau besi pada dua jam sebelum atau sesudah menggunakan levofloxacin karena dapat mengganggu penyerapan dan kinerja obat.
Interaksi Obat
Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi jika menggunakan levofloxacin bersamaan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
- Berpotensi menimbulkan efek gangguan irama jantung jika digunakan bersama dengan obat antiaritmia golongan 1A (misalnya quinidine dan procainamide) dan golongan III (misalnya amiodaronedan sotalol), fluoxetine, atau imipramine.
- Menurunkan penyerapan obat dalam tubuh jika digunakan dengan sukralfat, didanosine, antasida yang mengandung magnesium (Mg) atau aluminium (Al), atau suplemen dengan kandungan seng (Zn), kalsium (Ca), magnesium (Mg), serta besi (Fe).
- Kadar glukosa dalam tubuh dapat terpengaruhi jika digunakan bersama dengan obat antidiabetes, seperti insulindan glibenclamide.
- Penggunaan bersama dengan kortikosteroid dapat meningkatkan risiko kelainan tendon.
- Saraf dapat mengalami stimuli dan meningkatkan risiko kejang jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs).
- Penggumpalan darah dapat terjadi jika digunakan dengan warfarin.
Efek Samping dan Bahaya Levofloxacin
Sama seperti obat-obat lain, levofloxacin juga berpotensi menyebabkan efek samping. Efek samping yang umum terjadi setelah menggunakan obat ini adalah:
- Gangguan tidur
- Pusing
- Sakit kepala
- Diare
- Mual
- Mempengaruhi hasil uji lab organ hati.
Segera konsultasi jika anda mengalami efek samping yang jarang, seperti:
- Reaksi alergi parah.
- Nyeri atau pembengkakan sendi.
- Kesulitan melihat.
- Berhalusinasi
Catatan situs:
- Mohon dukungannya dengan share dan web bookmark (kode: ctrl + d) website kami .
- Jangan lupa untuk like halaman facebook kami fb.com/analisis.id.
- Jika ada gambar, link, dan ataupun file rusak silakan kirim pesan pada kolom komentar, kami akan segera membalasnya.
- Sekilas tentang kami.