ESTRADIOL
Estradiol adalah obat untuk meringankan gejala menopause, seperti vagina kering dan iritasi vagina, yang timbul akibat menurunnya kadar hormon estrogen yang diproduksi oleh indung telur. Estradiol merupakan estrogen sintetis yang memiliki fungsi menggantikan estrogen alami yang produksinya turun dalam tubuh.
Selain itu obat estradiol juga bisa digunakan untuk pengobatan sejumlah kondisi, seperti vaginitis atrofik, hipogonadisme, dan kanker prostat.
Merek dagang: Angeliq, Eva, Yasmin, Mercilon 28, Daine 35, Cyclofem, Marvelon 28, Gestin, Mileva, Cyclo Prothyra, Cyclogynon, Microgynon, Planak
Tentang Estradiol
Golongan | Hormon sintetis |
Kategori | Obat resep |
Manfaat | Mengatasi gejala menopause |
Digunakan oleh | Dewasa |
Kategori kehamilan dan Menyusui | Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin. Obat dalam kategori ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan untuk hamil. Estradiol dapat diserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. |
Bentuk obat | Tablet oral (minum), tablet vagina, krim vagina, suntik |
Peringatan
- Harap berhati-hati dan beri tahu dokter apabila sedang menderita atau memiliki riwayat perdarahan vagina, gangguan hati, migrain, kanker payudara, penggumpalan darah pada kaki atau di dalam paru-paru, angina, serangan jantung, diabetes, dan porfiria.
- Beri tahu dokter jika sedang menjalani pengobatan dengan obat lain, termasuk suplemen dan produk herba.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan estradiol, segera temui dokter.
Dosis Estradiol
Kondisi | Bentuk obat | Dosis |
---|---|---|
Gejala menopause | Injeksi intramuskular | Estradiol valerate: 10-20 mg, tiap 4 minggu. Estradiol cypionate: 1-5 mg, tiap 3-4 minggu. |
Gejala menopause | Oral | 1-2 mg/hari, disesuaikan dengan kebutuhan, dengan siklus 3 minggu mengonsumsi obat dan 1 minggu tidak, secara berulang. |
Pencegahan osteoporosispasca menopause | Oral | 0.5 mg per hari, dengan siklus 23 hari mengonsumsi obat dan 5 hari tidak, secara berulang. |
Vaginitis atrofik | Tablet vagina | Masukan 1 tablet (20 mcg) ke dalam vagina, sekali sehari, selama 2 minggu. Dosis pemeliharaan adalah 1 tablet, 2 kali per minggu. Hentikan atau kurangi penggunaan estradiol setelah 3-6 bulan pengobatan. |
Vaginitis atrofik | Krim vagina | Dosis awal adalah 2-4 gram, sekali sehari, selama 2 minggu. Selanjutnya dosis bisa dikurangi hingga setengahnya selama 2 minggu. Dosis pemeliharaan adalah 1 gram, 3 kali seminggu. |
Hipogonadisme | Injeksi intramuskular | Estradiol valerate: 10-20 mg, tiap 4 minggu. Estradiol cypionate: 1,5-2 mg per bulan. |
Hipogonadisme | Oral | 1-2 mg per hari, dengan siklus 3 minggu mengonsumsi obat dan 1 minggu tidak, secara berulang. |
Kanker prostat | Injeksi intramuskular | 30 mg atau lebih, tiap 1-2 minggu. |
Kanker prostat | Oral | Pada pasien penderita kanker yang tidak bisa dioperasi, terus memburuk, dan jenis kanker yang dipengaruhi androgen, dosis adalah 10 mg, 3 kali sehari, sekurang-kurangnya selama 3 bulan. |
Menggunakan Estradiol dengan Benar
- Ikuti aturan pakai yang diberikan serta baca keterangan yang terdapat pada kemasan produk estradiol sebelum menggunakannya.
- Bagi yang diresepkan estradiol tablet oral (minum), telan tablet dengan menggunakan air. Jangan menghancurkan atau mengunyah obat terlebih dahulu sebelum ditelan. Estradiol tablet oral bisa dikonsumsi dengan atau tanpa disertai makanan.
- Bagi yang diresepkan estradiol dalam bentuk tablet vagina atau krim guna mengatasi vaginitis atrofik, cuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Hindari terkena mata. Apabila terkena mata, cuci segera dengan air, atau temui dokter mata apabila mata masih terasa sakit dan panas.
- Untuk estradiol suntik, pemberian harus dilakukan oleh petugas medis.
- Usahakan untuk menggunakan estradiol di waktu yang sama tiap hari agar hasil pengobatan maksimal. Bagi yang lupa menggunakan obat ini, disarankan untuk segera melakukannya begitu teringat, apabila jeda dengan jadwal penggunaan berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Interaksi Obat
Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi apabila menggunakan estradiol bersama dengan obat lain:
- Mengurangi efektivitas estradiol jika digunakan dengan carbamazepine, phenobarbital, atau rifampicin.
- Estradiol dapat meningkatkan efek dari hydrocortisonedan prednisolone.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Estradiol
Efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan estradiol:
- Gelisah dan gugup
- Depresi
- Perubahan berat badan
- Hipertensi
- Sakit kepala
- Pingsan
- Amenorrhea
- Payudara membesar dan sensitif terhadap sentuhan
- Keputihan
- Rasa tidak nyaman pada vagina
- Perut kembung
- Kram perut
- Mual
- Muntah
- Mulut kering
- Perdarahan
- Ejakulasi tertunda
- Influenza
- Bengkak kedua tungkai
- Ruam kulit
- Munculnya bintik bintik pada kulit
- Iritasi kulit pada daerah yang dioleskan estradiol
Catatan situs:
- Mohon dukungannya dengan share dan web bookmark (kode: ctrl + d) website kami .
- Jangan lupa untuk like halaman facebook kami fb.com/analisis.id.
- Jika ada gambar, link, dan ataupun file rusak silakan kirim pesan pada kolom komentar, kami akan segera membalasnya.
- Sekilas tentang kami.